Post title

Ada sebuah pepatah mengatakan bahwa mengawali itu pastilah susah, seperti mengawali tulisan ini.  Mau nulis apa lagi ya? Tulisan tulisan yang pernah kubuat ternyata tak berkutik di hadapan penerjemah bahasa Jerman.  Semua frase frase yang sudah tertanam semua salah.  Tak bisa pula berkata ini salah atopula salah ini.  Seperti memahami makna kehidupan yang luas.  Sampai suatu saat kamu yang terbayang di angan jauh berjalan diantara pepohonan rindang, memandang dari kejauhan dan melambaikan tangan.  Ekspresi yang sangat langka dari dirimu yang hanya angan angan semata.  Sekarang menuju 3 bulan sebelum keberangkatan ku ke Negeri nan jauh disana, meninggalkan semua yang sudah terlewat, berpisah dengan orang orang tercinta, teman, kamu. 

 

Menjalani hidup yang jauh dari segala yang bisa disebut dengan zona nyaman.  Melangkah maju dengan berbagai tujuan.  Membayangkanmu hanyalah sia sia, kamu yang jauh disini aku yang jauh disana.  Meskipun kita melihat bulan yang sama setiap tahunya, meskipun jarak bukan menjadi masalah berkat adanya teknologi yang memungkinkan kita tuk bertatap muka setiap minggunya, keberadaan fisik yang menjadi energi sendiri yang akan selalu kunanti suatu saat nanti.

 

Akan ku nanti dirimu yang mengenakan gaun putih yang berkilap, melihat dirimu dikawal oleh malaikat dalam kedamaian dan rahmat dari sang kuasa, ku nanti dirimu yang akan duduk berdampingan denganku yang mencoba mebacakan janji sehidup semati.  Ku nanti dirimu yang membuatkanku masakan di pagi hari.